GRESIK - Gerakan Pemuda (GP) Ansor Gresik dengan tegas menyatakan ‘perang’ terhadap
Majelis Tafsir Al Quran (MTA) di Gresik. Selain ilegal, organisasi ini
dinilai meresahkan dan rawan menimbulkan benturan di masyarakat.
“Langkah
awal, pekan ini masing-masing PAC (Pengurus Anak Cabang) kami minta
memasang spanduk di tiap-tiap wilayahnya sebagai bentuk pressure
awal,” ujar Muhammad Faizin, Ketua GP Ansor Kabupaten Gresik, usai
rapat koordinasi yang membahas pembubaran MTA, di Kantor Pengurus Cabang
Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Gresik Jl. Dr. Wahidin Sudirohusodo,
Selasa (10/12).
Di
samping itu, dikatakan Faizin, pihaknya juga akan berdialog dengan
Majelis Ulama Indonesia (MUI) Gresik dan Pemerintah Kabupaten (Pemkab)
Gresik. “Jumat (13/12) kita akan mendesak Pemkab dan MUI untuk
membubarkan mereka," ungkapnya.
“Jika kita
langsung serang ke kantor MTA di Kelurahan Sidosermo Kec. Kebomas
dianggap salah nanti. Karena pembubaran MTA sebenarnya adalah domain
Pemkab. Tapi kalau tidak ada tindakan dari Pemkab atau MUI baru kita
akan bergerak sendiri,” imbuhnya.
Lebih lanjut
dia mengungkapkan, MTA oleh MUI Jatim sudah dipastikan sesat. “Ormas
pemuda di Sidoarjo dan Pasuruan pun sepaham. Disana MTA sudah ditutup.
Jika Pemkab sana berani bersikap tegas, mengapa Pemkab Gresik tidak
berani,” tandasnya.
“Kita 16 PAC sudah sepakat. Pembubaran MTA harga mati, karena sudah membuat resah warga Gresik yang mayoritas nahdliyin (warga Nahdlatul Ulama, Red). MTA merusak ajaran ke-NU-an, salah satunya mengharamkan tahlil,” pungkasnya. (SURABAYA POST)
Sesatnya MTA itu dimana? Jangan hanya mengikuti fitnah orang fasik.
BalasHapus